Analis Fundamental :
Pergerakan bursa pasar modal di Indonesia IHSG pada minggu lalu dalam rentang pasar sempit di tengah suasana libur panjang dan pasar yang sedang menunggu beberapa data penting global, yang berakhir di level 3844.02. Untuk minggu ini (6 – 11 Juni) kemungkinan IHSG berada dalam tekanan mengingat indikasi lemahnya perekonomian global yang disinyalkan dari pasar di Wall Street dan regional. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level rekor 3872 dan 3880, sementara support level di sekitar posisi 3760 dan 3740.
Mata uang rupiah seminggu lalu kembali menguat tajam, sesuai prediksi, sampai menyentuh level 8521 terhadap USD, terdongkrak terutama oleh pelemahan mata uang dollar secara global serta kemudian capital inflow yang masih mengalir baik ke pasar modal maupun pada penanaman modal setidaknya selama 2 kuartal terakhir yang mengangkat cadangan devisa sampai mencapai USD118 milyar. Kurs USDIDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range resistance 8570 dan 8607, sementara support berada di level psikologis 8500.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang akan dihiasi sejumlah rilis data ekonomi global yang penting, di antaranya pengumuman suku bunga dari Australia, New Zealand, Inggris, dan Eropa yang diperkirakan akan bertahan di level sebelumnya. Secara umum, agenda rilis data ekonomi yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
• Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Trade Balance serta tenaga kerja Unemployment Claims mingguan yang biasa menjadi perhatian pasar pada Kamis malam.
o Dari kawasan Inggris dan Eropa: berupa pengumuman suku bunga dari bank sentral di Inggris dan Eropa dan pada pada Kamis sore; kemudian Manufacturing Production Inggris di Jumat sore.
o Dari kawasan Australia dan New Zealand: pengumuman suku bunga dari bank sentral di Australia pada Selasa pagi; selanjutnya dari New Zealand waktu Kamis subuh.
Minggu lalu di pasar forex, nilai tukar mata uang dollar melanjutkan dalam posisi tertekanoleh rilis data yang mengecewakan dari indeks industry (ISM Manufacturing) serta dari data tenaga kerja (Non Farm Employment Change), yang umumnya lebih rendah dari consensus yang diperkirakan. Index dollar terpantau melorot ke level 73.730 dari sebelumnya sempat di 74. Sebaliknya, pekan yang lalu euro terbawa menguat dengan berakhir di level 1.4632 karena komitmen Uni Eropa untuk menalangi kewajiban hutang Yunani di periode berikutnya, di samping pelemahan USD sendiri. Untuk minggu ini market range-nya akan berada antara resistance pada 1.4940 dan 1.5155, sedangkan level support di 1.4253 dan kemudian pada 1.3970.
Poundsterling minggu lalu terkoreksi terhadap dollar oleh data lemah sector jasa di Inggris dan berakhir di level 1.6428. Untuk minggu ini, level resistance terdekat pada 1.6548 dan kemudian 1.6747, sedang support berada pada 1.6059 dan kemudian 1.5932. Untuk USDJPY secara umum minggu lalu melemah terbatas dan ditutup di 80.23. Pasar di minggu ini berada di antara resistance pada 85.59, serta support level pada 78.82. Sementara itu, Aussie dollar terpantau seminggu lewat menguat terbatas yang berakhir di 1.0720. Range minggu ini antara resistance 1.0887 dan 1.10 sementara support level di 1.0440 dan 1.0288.
Untuk pasar di stock index futures, pada minggu lalu di regional Asia masih melemah, tertekan oleh mengecewakanya data industry dan tenaga kerja dari Amerika yang menguatirkan kondisi ekonomi global. Indeks Nikkei sementara ini masih flat, berakhir di 9500. Rentang pasar saat ini antara level resistance di 10300 dan kemudian ke level 10875, serta support pada level 9360 dan lalu 8370. Sementara itu, Indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong minggu lalu ditutup melemah ke level 22940. Minggu ini masih berada dalam range level resistance di 23785 dan berikutnya 24475, sementara support-nya di 22480 serta 22098.
Bursa saham Wall Street minggu lalu bergerak melemah untuk minggunya yang kelima berturut-turut akibat buruknya data industry dan tenaga kerja AS; ini merupakan pelemahan bursa terpanjang untuk Dow Jones sejak tahun 2004. Dow Jones Industrial berakhir di level 12151.2; saat ini dalam range resistance terdekat level 12573 dan kemudian 12876, sementara support di level 11972 dan pada 11566. Index S&P 500 minggu lalu terkoreksi tajam ke level 1312.94. Berikutnya, maka market range-nya akan berada di antara resistance level 1345 dan 1370, sementara level support berada di 1294 dan 1250.
Untuk pasar emas, minggu lalu kembali menanjak dengan tenang sebagai pilihan investasi safe haven karena meningkatnya risiko di Amerika dan zona Eropa serta melemahnya USD, dan berakhir menguat di $1540.80 per troy ounce sesuai prediksi sebelumnya. Untuk sepekan ke depan emas walau secara bertahap berpeluang menguat kembali oleh kenaikan demand dan safe haven, dengan rentang berada antara resistance pada $1574 dan $1580, sementara support ada di $1460 serta berikut $1410 per troy ounce. Di Indonesia, harga emas terpantau stabil di tengah penguatan rupiah yang signifikan, ditutup akhir pekan pada Rp422,200.
Sejumlah indicator data ekonomi kerap menjadi penggerak pasar, sementara sebagian data ekonomi lainnya sepertinya tidak berdampak terhadap harga di pasar investasi. Kadang seorang investor individual terkecoh dengan pilihan dan analisis fundamental data ekonomi. Hal itu dapat dimengerti kalau tidak mempelajari situasi pasar sebelumnya. Demikianlah, fluktuasi pasar dan data perlu dipelajari hubungan dan kaitannya. Kalau Anda mengalami kesulitan mempelajari dan melihat contohnya. Sejumlah data lengkap dengan analisis seketikanya langsung tersaji tiap kali rilis berita ekonomi penting diumumkan. Itu akan memberikan gambaran arah pasar selanjutnya.
Market Data Calendar 6-10 June 2011 :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar