Senin, 22 April 2013

Analisa Market Tanggal 22 - 26 April 2013

Pergerakan bursa pasar modal di Indonesia IHSG pada minggu lalu akhirnya menembus level psikologis 5000, di tengah optimisme tinggi para investor atas perekonomian Indonesia walaupun terjadi koreksi di bursa global, sehingga IHSG ditutup pada posisi 4998,46, naik 1,24% dari penutupan pekan sebelumnya.
Untuk minggu berikutnya ini (22-26 April 2013) IHSG nampaknya akan rawan koreksi dalam tahap konsolidasi. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 5040, sedangkan support level di sekitar posisi 4855 dan kemudian 4714.

Mata uang rupiah seminggu lalu cenderung tenang, di mana secara mingguan ditutup stabil di level 9713 terhadap USD. Kurs USDIDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 9780 dan 9850, sementara support di level 9620 dan 9590.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang akan diwarnai dengan sejumlah data ekonomi penting, termasuk di antaranya pengumuman suku bunga dari bank sentral di New Zealand dan Jepang.
Secara umum ada sejumlah agenda rilis data ekonomi yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
Dari kawasan Amerika: ada rilis data Existing Home Sales pada Senin malam; diikuti dengan rilis New Home Sales pada Selasa malam; dilanjutkan dengan data Core Durable Goods Orders pada Rabu malam; kemudian data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam; diakhiri dengan rilis Advance GDP pada Jumat malam.
Dari kawasan Inggris dan Eropa: berupa rilis data German Flash Manufacturing PMI pada Selasa sore; selanjutnya rilis German Ifo Business Climate pada Rabu sore; kemudian data Prelim GDP Inggris pada Kamis sore; lelang obligasi Spanish 10-y Bond Auction, pengumuman suku bunga MPC dari bank sentral Inggris da ECB (bank sentral Eropa) pada Kamis sore,
Dari kawasan Asia: berupa rilis pengumuman suku bunga dari bank sentral di New Zealand (RBNZ) pada Rabu subuh dan Jepang (BOJ) pada Jumat siang yang diperkirakan bertahan di level masing-masingnya, yaitu 2.50% dan 0.10%.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, nilai tukar mata uang dollar terpantau lebih kuat di tengah pelemahan yen karena terdorong kebijakan stimulus di Jepang yang didukung juga oleh kelompok G20, di mana secara mingguan index dollar AS menguat ke level 82.740. Pekan yang lalu euro dollar terpantau melemah tipis ke posisi level 1.3052. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.2750 dan 1.2660, sementara resistance di 1.3380 dan berikutnya 1.3720.
Poundsterling minggu lalu terlihat melemah, dimana pound terkoreksi ke level 1.5230 sementara terjadi pemangkasan rating hutang Inggris. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.4830 dan 1.4235, sedangkan resistance pada 1.5420 dan kemudian 1.5552. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menanjak ke level 99.53, posisi tertinggi 4 tahunnya. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 100.00 dan 101.44, serta support pada 95.92 serta level 92.55. Sementara itu, Aussie dollar terpantau melorot dalam seminggu ke level 1.0276. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 1.0480 dan 1.0600, sementara support level di 1.0150 dan 0.9970.

Stock Index Futures
Untuk pasar di stock index futures, pada minggu lalu di regional Asia secara umum melemah karena pelemahan ekonomi China dan goncangan bom Boston. Indeks Nikkei secara mingguan berakhir konsolidasi di sekitar level 13316.48. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 13570 dan 14600, sementara support pada level 11780 dan lalu 11035.
Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 21852.67. Minggu ini akan berada antara level resistance di 23280 dan 23945, sementara support berikutnya 21415 dan 21075.
Bursa saham Wall Street minggu lalu mengalami tekanan oleh meningkatnya risiko dengan peristiwa bom Boston serta data earnings sejumlah emiten yang agak kurang memuaskan. Dow Jones Industrial secara mingguan melemah cukup tajam -2.08% ke level 14542.75, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 14880 dan 14920, sementara support di level 14365 dan 13785. Index S&P 500 minggu lalu terperosok -2.70% ke level 1552.69. Berikutnya range pasar antara resistance di level 1597 dan 1620, sementara support pada level 1483 dan 1450.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu masih melemah di tengah anjlok harga terbesar dalam 33 tahun terakhir untuk komoditi logam mulia ini dengan isyu pelemahan ekonomi di China yang bisa memangkas portfolio emas, di mana harga emas dunia merosot ke level $1400.80 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara support pada $1320 dan $1155, serta resistance di $1620 serta berikut $1670 per troy ounce. Di Indonesia, harga emas terpantau ikut menurun secara mingguan pada Rp437,280.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar