Senin, 10 Juni 2013

Market Analisa Tanggal 10 - 14 Juni 2013

Pergerakan bursa pasar modal di Indonesia IHSG pada minggu lalu anjlok tajam oleh aksi maraknya aksi jual investor asing didorong oleh tingginya kekhawatiran bahwa The Fed berpotensi untuk menarik program stimulusnya, sehingga IHSG ditutup anjlok sampai 163,304 poin atau 4,01% ke level 4.865,32.
Untuk minggu berikutnya ini (10-14 Juni 2013) IHSG nampaknya berpeluang untuk rebound oleh aksi bargain hunting para investor. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 5060 dan 5251, sedangkan support level di sekitar posisi 4715 dan kemudian 4646.

Mata uang rupiah seminggu lalu konsolidatif, di mana secara mingguan ditutup di level 9803 terhadap USD masih di tengah isyu penguatan dollar secara global. Kurs USDIDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 9850, sementara support di level 9745 dan 9675.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang akan diwarnai oleh sejumlah data ekonomi penting, termasuk di antaranya pengumuman suku bunga dari bank sentral di Indonesia dan Selandia Baru.
Secara umum ada sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
•Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core Retail Sales bersamaan dengan data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam; ditutup dengan rilis Prelim UoM Consumer Sentiment pada Jumat malam.
•Dari kawasan Inggris dan Eropa: berupa data Manufacturing Production Inggris pada Selasa sore; diikuti dengan rilis tenaga kerja Inggris Claimant Count Change pada Rabu petang.
•Dari kawasan Indonesia dan Selandia Baru: berupa pengumuman suku bunga bank sentral Selandia Baru (RBNZ) pada Kamis subuh yang diperkirakan bertahan pada level 2.5o%. demikian pun pengumuman Bank Indonesia mengenai suku bunga (BI rate) pada Kamis siang yang diperkirakan akan bertahan di level 5.75%.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, nilai tukar mata uang dollar terpantau agak melemah di tengah optimisme yang terhembus dari Eropa bahwa krisis sudah terlewati, di mana secara mingguan index dollar AS melemah ke level 81.680.
Pekan yang lalu euro dollar terpantau menguat sedikit ke posisi level 1.3218. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.2797 dan 1.2660, sementara resistance di 1.3305 dan berikutnya 1.3430.
Poundsterling minggu lalu terlihat menguat sejalan dengan data ekonomi Inggris yang baik, dengan pound menanjak ke level 1.5533. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.5008 dan 1.4830, sedangkan resistance pada 1.5688 dan kemudian 1.5877.
Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 97.56. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 103.80 dan 106.55, serta support pada 95.05 serta level 92.60.
Sementara itu, Aussie dollar terpantau melorot terus dalam seminggu ke level 0.9498. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.9390 dan 0.8770, sementara resistance level di 0.9850 dan 1.0305.

Stock Index Futures
Untuk pasar di stock index futures, pada minggu lalu di regional Asia secara umum melemah di dalam isyu bakalan behentinya stimulus dari the Fed yang pada gilirannya akan memicu kenaikan suku bunga. Indeks Nikkei secara mingguan berakhir melemah ke level 12877.53. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 13710 dan 14500, sementara support pada level 11780 dan lalu 11035. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melorot ke level 21614.77. Minggu ini akan berada antara level resistance di 23505 dan 23945, sementara support berikutnya 21415 dan 21075.
Bursa saham Wall Street minggu lalu menguat, memangkas kerugian dua minggu berturut-turutnya, terangkat oleh data tenaga kerja yang lebih besar dari ekspektasi pasar. Dow Jones Industrial secara mingguan naik 0.8% ke level 15,244.35, dengan rentang pasar berikutnya resistance level pada 15544 dan 15600, sementara support di level 14880 dan 14365. Index S&P 500 minggu lalu juga menguat 0.8% ke 1,639.77, berikutnya range pasar antara resistance di level 1686 dan 1700, sementara support pada level 1575 dan 1535.

Untuk pasar emas, minggu lalu masih kalem setelah berupaya rebound terbatas, di mana harga emas dunia naik sedikit ke level $1378.95 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara support pada $1320 dan $1155, serta resistance di $1490 serta berikut $1620 per troy ounce. Di Indonesia, harga emas terpantau juga agak melemah secara mingguan pada Rp434,350.

Sejumlah indicator data ekonomi kerap menjadi penggerak pasar, sementara sebagian data ekonomi lainnya sepertinya tidak berdampak terhadap harga di pasar investasi. Kadang seorang investor individual terkecoh dengan pilihan dan analisis fundamental data ekonomi. Hal itu dapat dimengerti kalau tidak mempelajari situasi pasar sebelumnya. Demikianlah, fluktuasi pasar dan data perlu dipelajari hubungan dan kaitannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar