Senin, 24 Juni 2013

Market Analisa Tanggal 24 - 28 Juni 2013

Pergerakan bursa pasar modal di Indonesia IHSG pada minggu lalu anjlok tajam oleh maraknya aksi jual investor asing didorong oleh kekhawatiran berakhirnya program stimulus oleh The Fed , sehingga IHSG ditutup anjlok lagi sampai 245,37 poin (5,15%) ke level 4.515,37.
Untuk minggu berikutnya ini (24-28 Juni 2013) IHSG nampaknya cenderung variatif di tengah para investor yang ambil posisi ‘wait and see’. Secara mingguan, IHSG berada antara support level di sekitar posisi 4477 dan kemudian 4300, sedangkan resistance di level 4880 dan 5060.

Mata uang rupiah seminggu lalu masih melemah, di tengah penguatan US dollar secara global, di mana secara mingguan ditutup di level 9925. Kurs USDIDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 9960 dan 10050, sementara support di level 9870 dan 9815.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang akan diwarnai oleh sejumlah data ekonomi penting. Secara umum ada sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
•Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core Durable Goods Orders, CB Consumer Confidence serta New Home Sales pada Selasa malam; diikuti dengan rilis Final GDP kuartalan pada Rabu malam; yang dilanjutkan dengan data Pending Home Sales bersamaan dengan data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam.
•Dari kawasan Inggris dan Eropa: berupa data German Ifo Business Climate pada Senin sore; diikuti dengan rilis Current Account Inggris pada Rabu petang.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, nilai tukar mata uang dollar terpantau menguat di tengah perbaikan data ekonomi Amerika, di mana secara mingguan index dollar AS mananjak ke level 82.390. 
Pekan yang lalu euro dollar sebaliknya terpantau melemah ke posisi level 1.3118. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.2797 dan 1.2660, sementara resistance di 1.3305 dan berikutnya 1.3430.
Poundsterling minggu lalu juga terlihat melemah sebagai pair-nya US dollar, dengan pound melorot ke level 1.5426. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.5008 dan 1.4830, sedangkan resistance pada 1.5755 dan kemudian 1.5877. 
Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 97.87. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 103.80 dan 106.55, serta support pada 93.85 serta level 92.60. 
Sementara itu, Aussie dollar terpantau melorot terus dalam seminggu ke level 0.9220. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.9160 dan 0.8770, sementara resistance level di 0.9797 dan 1.0305.

Stock Index Futures
Untuk pasar di stock index futures, pada minggu lalu di regional Asia secara umum tergelincir pada pelemahannya yang terpanjang dalam periode dua tahun terakhir ini di antara isyu paket stimulus AS sudah akan berakhir ditambah situasi ketatnya likuiditas di China.
Indeks Nikkei secara mingguan berakhir agak konsolidasi ke level 13230.13. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 13710 dan 14500, sementara support pada level 11780 dan lalu 11035. Sementara itu,
Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melorot ke level 20246.03. Minggu ini akan berada antara level support di 19085 dan 18060, sementara resistance di 21270 dan 22855.
Bursa saham Wall Street minggu lalu melemah, di posisi koreksi terburuknya sejak April lalu setelah Ben Bernanke menyebutkan bahwa kemungkinan dia akan mengakhiri program stimulus moneter. Dow Jones Industrial secara mingguan turun 1.8% ke level 14,799.55, dengan rentang pasar berikutnya resistance level pada 15544 dan 15600, sementara support di level 14685 dan 14365. Index S&P 500 minggu lalu juga tergelincir 2.1% ke 1,590.84, berikutnya range pasar antara resistance di level 1686 dan 1700, sementara support pada level 1575 dan 1535.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu anjlok lagi dalam hiruk pikuk berakhirnya paket stimulus yang telah mendongkrak mata uang US dollar, di mana harga emas dunia jatuh lagi ke level $1294.10 per troy ounce.
Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara support pada $1270 dan $1155, serta resistance di $1425 serta berikut $1490 per troy ounce. Di Indonesia, harga emas terpantau juga melemah secara mingguan pada Rp412,740.

Isu situasi global seperti berakhirnya program stimulus moneter masih terus hangat mengompori situasi pasar. Gejolak pasar ini apakah harus disikapi dengan tindakan mundur dari pasar atau justru saatnya terjun memanfaatkan peluang menjadi topik diskusi yang ramai di antara para investor. Para pelaku investasi saling silang berbeda pendapat di mass media dan forum diskusi. Ini sering membingungkan para investor individual dalam menentukan strategi investasi mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar