Untuk minggu ini (1-5 Juli 2013) IHSG nampaknya cenderung masih variatif di tengah upaya melanjutkan tren penguatan. Secara mingguan, IHSG berada antara support level di sekitar posisi 4477 dan kemudian 4370, sedangkan resistance di level 4880 dan 5060.
Mata uang rupiah
seminggu lalu mulai konsolidatif, sementara masih terjadi penguatan US
dollar secara global, di mana secara mingguan ditutup stabil di level
9925. Kurs USDIDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range
antara resistance di level 9960 dan 10050, sementara support di level
9870 dan 9815.
Untuk indikator
ekonomi global, pada pekan mendatang akan diwarnai oleh sejumlah data
ekonomi penting yang ramai sebagaimana biasanya di minggu pertama,
termasuk pengumuman suku bunga di bank sentral Australia, Inggris dan
Eropa, serta data tenaga kerja di Amerika.
Secara umum ada sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
•Dari kawasan Amerika: berupa rilis data ISM Manufacturing PMI pada Senin malam; diikuti dengan rilis sector tenaga kerja ADP Non-Farm Employment, Trade Balance dan bersamaan dengan Unemployment Claims pada Rabu malam; sementara itu Kamis merupakan libur hari kemerdekaan Amerika; akan diakhiri dengan rilis data tenaga kerja yang jadi perhatian investor global: Non-Farm Employment Change dan Unemployment Rate pada Jumat malam.
•Dari kawasan Inggris dan Eropa: berupa data Manufacturing PMI Inggris pada Senin sore; diikuti dengan rilis Services PMI Inggris pada Rabu petang; berlanjut dengan pengumuman suku bunga MPC Bank of London dan European Central Bank (ECB) pada Kamis petang yang diperkirakan masing-masing akan bertahan di level sama 0.5%.
•Dari kawasan Australia: berupa pengumuman suku bunga bank sentral Australia (RBA) pada Selasa siang yang diperkirakan bertahan di level 2.75%.
•Dari kawasan Amerika: berupa rilis data ISM Manufacturing PMI pada Senin malam; diikuti dengan rilis sector tenaga kerja ADP Non-Farm Employment, Trade Balance dan bersamaan dengan Unemployment Claims pada Rabu malam; sementara itu Kamis merupakan libur hari kemerdekaan Amerika; akan diakhiri dengan rilis data tenaga kerja yang jadi perhatian investor global: Non-Farm Employment Change dan Unemployment Rate pada Jumat malam.
•Dari kawasan Inggris dan Eropa: berupa data Manufacturing PMI Inggris pada Senin sore; diikuti dengan rilis Services PMI Inggris pada Rabu petang; berlanjut dengan pengumuman suku bunga MPC Bank of London dan European Central Bank (ECB) pada Kamis petang yang diperkirakan masing-masing akan bertahan di level sama 0.5%.
•Dari kawasan Australia: berupa pengumuman suku bunga bank sentral Australia (RBA) pada Selasa siang yang diperkirakan bertahan di level 2.75%.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, nilai tukar mata uang dollar terpantau menguat di tengah kemungkinan penghentian stimulus ekonomi pada September ini, di mana secara mingguan index dollar AS mananjak ke level 83.220.
Minggu lalu di pasar forex, nilai tukar mata uang dollar terpantau menguat di tengah kemungkinan penghentian stimulus ekonomi pada September ini, di mana secara mingguan index dollar AS mananjak ke level 83.220.
Pekan
yang lalu euro dollar sebaliknya terpantau melemah ke posisi level
1.3009. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level
support pada 1.2797 dan 1.2660, sementara resistance di 1.3305 dan
berikutnya 1.3430.
Poundsterling
minggu lalu juga terlihat melemah di antara data ekonomi Inggris yang
kurang menggembirakan, dengan pound melorot ke level 1.5210. Untuk
minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.5008 dan 1.4830,
sedangkan resistance pada 1.5755 dan kemudian 1.5877.
Untuk
USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 99.39. Pasar di minggu ini
akan berada di antara resistance level pada 103.80 dan 106.55, serta
support pada 93.85 serta level 92.60.
Sementara
itu, Aussie dollar terpantau melorot terus dalam seminggu ke level
0.9138. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.8770
dan 0.8320, sementara resistance level di 0.9797 dan 1.0305.
Stock Index Futures
Untuk pasar di stock index futures, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat di tengah optimisme yang merebak di pasar atas penguatan ekonomi Amerika dan Jepang sementara kekuatiran akan ketatnya likuiditas di China dianggap sudah berlebihan.
Untuk pasar di stock index futures, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat di tengah optimisme yang merebak di pasar atas penguatan ekonomi Amerika dan Jepang sementara kekuatiran akan ketatnya likuiditas di China dianggap sudah berlebihan.
Indeks
Nikkei secara mingguan berakhir kembali menguat ke level 13677.32.
Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 13710 dan 14500,
sementara support pada level 11780 dan lalu 11035.
Sementara
itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menanjak ke
level 20719.64. Minggu ini akan berada antara level support di 19445 dan
19085, sementara resistance di 21270 dan 22855.
Bursa
saham Wall Street minggu lalu menguat terpicu oleh sejumlah data
ekonomi yang membaik mengalahkan akan isyu berakhirnya program stimulus
moneter. Dow Jones Industrial secara mingguan naik 0.7% ke level
14,899.47, dengan rentang pasar berikutnya resistance level pada 15544
dan 15600, sementara support di level 14685 dan 14365. Index S&P 500
minggu lalu juga menguat 1.5% ke 1,603.09, berikutnya range pasar
antara resistance di level 1686 dan 1700, sementara support pada level
1575 dan 1535.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu kembali merosot ke level tiga tahun terendahnya di tengah penguatan mata uang US dollar dan lemahnya aksi beli di pasar, di mana harga emas dunia jatuh lagi ke level $1232.25 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara support pada $1155 dan $1045, serta resistance di $1425 serta berikut $1490 per troy ounce. Di Indonesia, harga emas terpantau juga melemah secara mingguan pada Rp393,250.
Untuk pasar emas, minggu lalu kembali merosot ke level tiga tahun terendahnya di tengah penguatan mata uang US dollar dan lemahnya aksi beli di pasar, di mana harga emas dunia jatuh lagi ke level $1232.25 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara support pada $1155 dan $1045, serta resistance di $1425 serta berikut $1490 per troy ounce. Di Indonesia, harga emas terpantau juga melemah secara mingguan pada Rp393,250.
Setelah
isyu stimulus ekonomi agak mereda, walau secara fundamental belum
tuntas, yang mewarnai pasar belakangan ini adalah situasi perkembangan
ekonomi di Amerika Serikat. Di sisi lain perkembangan ekonomi domestic
Indonesia juga masih dapat menarik dana asing global kembali yang sempat
keluar beberapa waktu lalu. Kita melihat bahwa fundamental ekonomi
begitu significant dalam memengaruhi pasar.
Bagi
investor lokal yang, katakanlah, bukan berlatar belakang pendidikan
ekonomi kadang tidak mudah untuk memahami dinamika berbagai indikator
perekonomian tersebut. Kendala itu bukan merupakan masalah kalau Anda
terus menyimak berita dan analisis pasar. Banyak orang
telah mengakuinya. Terima kasih tetap bersama kami karena kami hadir
demi mendukung sukses investasi Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar