Senin, 01 Juli 2013

Analisa Market Tanggal 1 - 5 Juli 2013

Pergerakan bursa pasar modal di Indonesia IHSG pada minggu lalu rebound tajam oleh dengan berkurangnya aksi jual investor asing dan masuknya pemodal local, sehingga IHSG ditutup bangkit 3% lebih ke level 4.818,90.
Untuk minggu ini (1-5 Juli 2013) IHSG nampaknya cenderung masih variatif di tengah upaya melanjutkan tren penguatan. Secara mingguan, IHSG berada antara support level di sekitar posisi 4477 dan kemudian 4370, sedangkan resistance di level 4880 dan 5060.

Mata uang rupiah seminggu lalu mulai konsolidatif, sementara masih terjadi penguatan US dollar secara global, di mana secara mingguan ditutup stabil di level 9925. Kurs USDIDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 9960 dan 10050, sementara support di level 9870 dan 9815.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang akan diwarnai oleh sejumlah data ekonomi penting yang ramai sebagaimana biasanya di minggu pertama, termasuk pengumuman suku bunga di bank sentral Australia, Inggris dan Eropa, serta data tenaga kerja di Amerika.
Secara umum ada sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
•Dari kawasan Amerika: berupa rilis data ISM Manufacturing PMI pada Senin malam; diikuti dengan rilis sector tenaga kerja ADP Non-Farm Employment, Trade Balance dan bersamaan dengan Unemployment Claims pada Rabu malam; sementara itu Kamis merupakan libur hari kemerdekaan Amerika; akan diakhiri dengan rilis data tenaga kerja yang jadi perhatian investor global: Non-Farm Employment Change dan Unemployment Rate pada Jumat malam.
•Dari kawasan Inggris dan Eropa: berupa data Manufacturing PMI Inggris pada Senin sore; diikuti dengan rilis Services PMI Inggris pada Rabu petang; berlanjut dengan pengumuman suku bunga MPC Bank of London dan European Central Bank (ECB) pada Kamis petang yang diperkirakan masing-masing akan bertahan di level sama 0.5%.
•Dari kawasan Australia: berupa pengumuman suku bunga bank sentral Australia (RBA) pada Selasa siang yang diperkirakan bertahan di level 2.75%.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, nilai tukar mata uang dollar terpantau menguat di tengah kemungkinan penghentian stimulus ekonomi pada September ini, di mana secara mingguan index dollar AS mananjak ke level 83.220.
Pekan yang lalu euro dollar sebaliknya terpantau melemah ke posisi level 1.3009. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.2797 dan 1.2660, sementara resistance di 1.3305 dan berikutnya 1.3430.
Poundsterling minggu lalu juga terlihat melemah di antara data ekonomi Inggris yang kurang menggembirakan, dengan pound melorot ke level 1.5210. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.5008 dan 1.4830, sedangkan resistance pada 1.5755 dan kemudian 1.5877.
Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 99.39. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 103.80 dan 106.55, serta support pada 93.85 serta level 92.60.
Sementara itu, Aussie dollar terpantau melorot terus dalam seminggu ke level 0.9138. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.8770 dan 0.8320, sementara resistance level di 0.9797 dan 1.0305.

Stock Index Futures
Untuk pasar di stock index futures, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat di tengah optimisme yang merebak di pasar atas penguatan ekonomi Amerika dan Jepang sementara kekuatiran akan ketatnya likuiditas di China dianggap sudah berlebihan.
Indeks Nikkei secara mingguan berakhir kembali menguat ke level 13677.32. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 13710 dan 14500, sementara support pada level 11780 dan lalu 11035.
Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menanjak ke level 20719.64. Minggu ini akan berada antara level support di 19445 dan 19085, sementara resistance di 21270 dan 22855.
Bursa saham Wall Street minggu lalu menguat terpicu oleh sejumlah data ekonomi yang membaik mengalahkan akan isyu berakhirnya program stimulus moneter. Dow Jones Industrial secara mingguan naik 0.7% ke level 14,899.47, dengan rentang pasar berikutnya resistance level pada 15544 dan 15600, sementara support di level 14685 dan 14365. Index S&P 500 minggu lalu juga menguat 1.5% ke 1,603.09, berikutnya range pasar antara resistance di level 1686 dan 1700, sementara support pada level 1575 dan 1535.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu kembali merosot ke level tiga tahun terendahnya di tengah penguatan mata uang US dollar dan lemahnya aksi beli di pasar, di mana harga emas dunia jatuh lagi ke level $1232.25 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara support pada $1155 dan $1045, serta resistance di $1425 serta berikut $1490 per troy ounce. Di Indonesia, harga emas terpantau juga melemah secara mingguan pada Rp393,250.

Setelah isyu stimulus ekonomi agak mereda, walau secara fundamental belum tuntas, yang mewarnai pasar belakangan ini adalah situasi perkembangan ekonomi di Amerika Serikat. Di sisi lain perkembangan ekonomi domestic Indonesia juga masih dapat menarik dana asing global kembali yang sempat keluar beberapa waktu lalu. Kita melihat bahwa fundamental ekonomi begitu significant dalam memengaruhi pasar.
Bagi investor lokal yang, katakanlah, bukan berlatar belakang pendidikan ekonomi kadang tidak mudah untuk memahami dinamika berbagai indikator perekonomian tersebut. Kendala itu bukan merupakan masalah kalau Anda terus menyimak berita dan analisis pasar. Banyak orang telah mengakuinya. Terima kasih tetap bersama kami karena kami hadir demi mendukung sukses investasi Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar